Perjalanan Organisasi AKSIRA, Dalam Kancah Politik



ACEH,singkilnews.id– Organisasi masyarakat (Ormas) Aksi Kesetiakawanan Sosial Indonesia Raya (AKSIRA) berdiri pada tanggal 24 Januari 2017 dan dilantik di hambalang pada tanggal 26 Februari 2017. AKSIRA begitu sigap dan bergerak cepat sehingga pada tanggal 7-9 Maret 2017, AKSIRA mengelar Rapat kerja Nasional pertamanya di Provinsi Nusa Tenggara Barat tepatnya dikabupaten Lombok Tengah, yang di hadir 34 pengurus DPD dari seluruh Provinsi yang ada di Indonesia.

Acara Rakernas AKSIRA pertama tersebut dibuka langsung oleh Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat H.Muh.Amin dan juga hadir dalam kesempatan itu semua KSB atau ketua Aksira di masing-masing DPD yang ada di 34 DPD se Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua. Selain itu hadir juga anggota DPR RI dapil NTB, H Willgo Zaenar, Wakil Bupati Loteng, Lalu Pathul Bahri, dan sejumlah pengurus partai Gerindra lainnya, juga tokoh nasional yang juga sebagai dewan pembina AKSIRA Hashim Djojohadikusumo beserta istri.

Pada saat itu ketua DPP AKSIRA yang juga merangkap Ketua panitia Karina De Vega mengatakan Aksira lahir sebagai bentuk perhatian Gerindra, melihat fenomena yang terjadi di Indonesia. Mulai dari menurunnya nilai nilai kebangsaan dan yang lainnya. Kita berupaya agar nantinya segala program AKSIRA yang dikembangkan, itu betul-betul mengarah kepada masyarakat.

Sesuai dengan AD/ART, ada beberapa program yang dilaksanakan AKSIRA, misalnya di bidang hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM), Aksira memiliki pengacara hukum dan advokasi, jika masyarakat ada yang membutuhkan. Selanjutnya, di bidang kesehatan, di masing-masing provinsi akan dibangunkan tempat kesehatan, demikian pola dengan koperasi desa guna membentuk dan membangun kesejahteraan masyarakat dan sejumlah program lainnya

Selanjutnya terkait dengan mekanisme dari sejumlah program yang akan dilaksanakan lanjutnya, tetap semuanya akan diambil dari hasil masukan masing-masing pengurus di setiap provinsi. “Secara umum masalah program tetap kita serahkan ke masing-masing daerah, hanya saja secara khusus program yang ditawarkan tetap di bawah komando DPP, sebab kita punya AD/ART, namun tetap mengacu pada tingkat kebutuhan masing-masing daerah,” sebutnya.

Pada acara Rakernas tersebut AKSIRA dan Pemerintah Nusa Tenggara Barat sudah berencana untuk membangun Mandalika sebagai kawasan ekonomi yang nantinya dapat menjadi sentral pariwisata setelah Bali.

Sejak saat itu, AKSIRA hadir sebagai pengiat sosial dan pelaku ekonomi yang tetap konsisten berafiliasi melalui dunia politik dalam menjalankan aktivitas organisasi tersebut sehari-hari. Karena AKSIRA mempunyai pandangan,” bila ranah politik diserahkan kepada orang yang tidak baik dan bila orang baik tidak masuk kedalam ranah politik, tentu ranah politik tersebut akan menjadi tidak baik, rusak dan kotor, dan bila orang baik bisa masuk keranah politik, maka besar kemungkinan ranah politik tersebut menjadi baik.

Sementara pada acara Rakernas tersebut pendiri Aksira Hashim Djojohadikusumo, mengajak kepada semua peserta untuk lebih serius dalam mengikuti semua program Aksira. Sebab program yang dilaksanakan dalam Aksira ini lebih banyak mengarah kepada kebutuhan sosial. Sehingga pihaknya mengajak berbuat tanpa mengharapkan pamrih. Sebab usaha dengan dasar mengharapkan pamrih, maka hasilnya tidak akan baik. Lahirnya Aksira sejalan dengan perpolitikan di Indonesia.

Sejak tahun 2008 , pihaknya terus mengamati perjalanan politik di Indonesia, banyak ia lihat para elit politik melakukan hal hal yang tidak terpuji. Sehingga inilah yang menjadi salah satu upaya memadukan Aksira ini dengan politik. “Melalui program Aksira ini, roda perpolitikan yang tidak sejalan di negara kita bisa kita imbangi dengan program yang baik, sehingga nantinya politik kotor bisa dihapuskan dan mengarah kepada kesejahteraan masyarakat,” sebutnya. Itulah amanat dan pesan yang didapat pada Rakernas pertama AKSIRA.

Sejak Rakernas pertama, AKSIRA terus berkomitmen untuk berafiliasi bersama partai Gerindra. AKSIRA berkomitmen menjadi salah satu underbouw partai Gerindra untuk memenangkan calon Presiden dan Gubernur yang diusung oleh partai Gerindra.

Hingar bingar pemilu akhirnya usai juga, pemerintah menetapkan dan melantik legislatif dan Presiden terpilih, AKSIRA diseluruh daerah tetap konsisten untuk menjadi salah satu ormas yang berafiliasi dengan partai Gerindra. Tapi fakta mulai berubah, AKSIRA seperti terlupakan, AKSIRA seperti anak hilang yang tidak diinginkan kembali, AKSIRA bak sebuah cerita fiksi yang sampai saat ini tidak tahu dimana rimba dan ceritanya.

Tiba-tiba AKSIRA kembali di undang buat acara partai, yang menjadi pertayaan apakah ini akan menjadi cerita ulangan yang pernah terjadi di era tahun 2017 sampai 2019 ?

Chaidir Sekretaris AKSIRA Provinsi Aceh, yang telah membentuk AKSIRA hampir diseluruh kabupaten/kota yang ada di provinsi Aceh berharap, jika AKSIRA menjadi underbouw partai kembali, sudah seharusnya baik para pemimpin partai maupun pemimpin AKSIRA, membuat sebuah fakta kesepakatan yang tidak merugikan dan jangan hanya menjadikan AKSIRA kebutuhan sesaat, setelah tak butuh dilupakan begitu saja.

Kalaupun ada satu dua pengurus pusat dari AKSIRA yang membuat kesalahan seharusnya bukan organisasi yang disalahkan dan dikorbankan, karena masih banyak orang-orang didaerah yang tetap setia berjuang walau tanpa pamrih. Ingatlah para kader didaerah yang selama ini pernah ada dan selalu berkomitmen dan berkorban untuk ikut membesarkan partai dan ikut menjadi peserta kontestasi dan tim pemenangan.

Bagi kami para kader didaerah, ada ataupun tiada, dianggap ataupun tidak AKSIRA sudah terlanjur melekat dihati, AKSIRA tidak mungkin bisa terlupakan, AKSIRA akan menjadi catatan sejarah yang terus menjadi sebuah kebangaan bagi kami, semoga catatan dan harapan ini menjadi acuan bagi petinggi agar harapan tersebut bukan hanya sebuah harapan, tetapi momentum untuk memperbaiki dan bangkit kembali menjadi salah satu organisasi yang diperhitungkan.

AKSIRA banyak melahirkan kader baik dan setia, AKSIRA tidak ingin untuk dipuji tetapi hanya ingin dihargai dan dianggap ada dalam sebuah keluarga yang disebut partai Gerindra. AKSIRA adalah bagian dari satu kesatuan yang pernah ada, jadi pandang lah dan hargai lah apa yang sudah pernah kita lakukan.(Brasnews.net)

Penulis: Chaidir
Sekretaris AKSIRA Aceh dan Ketua Serikat Pers Republik Indonesia (SPRI)

Related

SOSIAL 8994261283114269927

Post a Comment

emo-but-icon

item