Latib Warga Desa Perangusan Hidup Sebatang Kara, 10 Tahun Tinggal di Rumah Memprihatinkan
https://www.singkilnews.id/2022/06/latib-warga-desa-perangusan-hidup.html
Foto: Latib bersama kadus Desa perangusan Sahnul, sedang di depan rumah latib yang sangat memperihatin kan| Foto: Sahab
Singkilnews.id-Latib berusia(66) tahun, warga desa perangusan kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil, hidup sebatang kara dan tinggal di rumah yang kondisinya memprihatinkan. Latib, dan Istrinya sudah lama berpisah,mereka tak memiliki anak.
Rumah yang berkontraksi kayu itu sudah ditempatinya selama 10 tahun ini, kini telah lapuk dimakan usia dan membahayakan. Sekilas terlihat masih kokoh, namun kondisi sebenarnya sangat memprihatinkan.
Rumah itu berukuran 2x4 meter ini beratap rumbia, berlantai tanah dan berdinding papan kayu yang sudah mulai lapuk.
Melihat kedalam rumah. Kondisi rumah diskat menjadi dua bagian. Bagian depan digunakan untuk tempat tidur. Tempat tidurnyapun hanya beralaskan papan yang dilapisi tikar tipis. "Aku eggo keca medem berngin sekhing masuk angin kerna dinding sapo ku en melubang-lubang jadi kune kubain tahan sambing mo,,,,(Sering masuk angin, tapi mau bagaimana lagi)," ungkapnya sambil dengan bahasa kampung.
Sementara pada bagian belakang, digunakannya sebagai tempat memasak dan keperluan lain. Untuk lampu penerangan rumah, mengandalkan bantuan dari tetangganya.
Dirinya hanya bisa pasrah melihat kondisi rumah yang ditempatinya dalam keadaan lapuk dan mengkhawatiran.
Jangankan untuk memperbaiki rumah secara total, untuk makan sehari hari saja, dirinya mengharapkan pemberian dari orang lain yang merasa iba kepadanya.
"Untuk mandi, mencuci dan BAB menumpang kerumah tetangga dekatnya. Untuk makan sehari-hari ya dari tetangga ataupun sanak familinya," kata Kakek dengan suara lirihnya ketika dijumpai wartawan Kamis(16/6/2022).
Bahkan kata Dia, rumah yang ditempatinya tersebut berada ditanah milik tetangganya, tokoh masyarakat setempat H Bahaudin. "Atas kebaikan beliaulah saya bisa disini," ungkapnya.
Kendati demikian, Ia mengaku, sebenarnya memiliki tanah berukuran sekira 6 meter peninggalan orang tuanya dulu. Letaknya tak jauh dari rumahnya saat ini, agak kebelakang dari jalan. Lantaran bagian depan sudah ditempati oleh famili lain.
Impian Latib, tidaklah banyak. Ia hanya ingin suatu saat dapat memiliki rumah yang layak huni. "Semoga Allah Swt meridohinya," tutupnya.
Latib sendiri sebenarnya merupakan salah satu penerima bantuan pangan non tunai atau BNPT. Terkait kerusakan rumahnya, sejauh ini belum ada dinas terkait yang membantu.
"Setahu saya belum ada dari dinas terkait turun melihat kondisi rumah Kakek Latif," Kata Kepala Dusun setempat, Sahnul yang kebetulan menamaninya sore itu.
Melihat kondisi rumah kakek Latif yang cukup memprihatinkan, pemerintah desa sebenarnya sudah mencoba mengajukan bantuan kepada dinas terkait.
"Sudah pernah diusulkan oleh Kepala desa yang lama kepada dinas terkait, sekira tahun 2018-2019 namun sampai saat ini belum ada tanda-tanda terealisasi," kata Kepala Desa Perangusan, Darma Arifin yang baru menjabat lima bulan.
Sementara jika dibebankan menggunakan dana desa, kata Darma, anggaran tidak mencukupi, terlebih saat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini. "Sejauh ini kami juga sedang mencoba untuk mengajukan kembali permohonan bantuan," ungkapnya.
Darma berharap, siapapun baik dinas terkait, para pejabat ataupun anggota dewan, agar dapat membantu Kakek Latib mewujudkan impiannya, memiliki rumah yang layak huni.(red/sm)