Paguyuban Mahasiswa Aceh Singkil Menyayangkan Sikap Kadis Disdikbud Tentang Anggaran Seminar Syaikh Abdurrauf
https://www.singkilnews.id/2022/01/paguyuban-mahasiswa-aceh-singkil.html
Singkilnews.id-Sejumlah mahasiswa Aceh singkil yang tergabung di Gerakan Paguyuban Mahasiswa Aceh Singkil menyayangkan sikap Kepala Dinas pendidikan dan kebudayaan aceh singkil,Khalilullah, yang tidak Komitmen untuk menampilkan draf Anggaran kegiatan Seminar Syaikh Abdurrauf As-Singkili yang diselenggarakan beberapa Minggu yang lalu
"Pasalnya dinas pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Singkil,Khalilullah berjanji untuk bersikap transparan untuk memberikan draf anggaran kepada Mahasiswa Aceh Singkil untuk dipelajari dan dikaji bersama, demi terciptanya Penggunaan keuangan negara yang efesien dan efektif,"kata Abdul Dawi,Rabu(12/1/2022).
Namun pada kenyataannya Kadisdikbud Hanya mengirimkan foto draf anggaran yang tidak jelas atau Gambarnya buruk, Pihak mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Paguyuban Mahasiswa Aceh Singkil tersebut sudah meminta namun Kadis pendidikan mengatakan hanya itu hasil yang dikirimkan.
Berkaitan dengan hal tersebut mahasiswa Aceh Singkil membuat mosi tidak percaya terhadap kinerja kadis pendidikan dan kebudayaan Aceh Singkil, serta menuntut bupati Aceh Singkil untuk segera mengevaluasi kinerja dinas pendidikan dan kebudayaan Aceh Singkil.
Sebelum nya di berita Dana Seminar Syekh Abdurrauf As-Singkily yang menelan Dana Alokasi Khusus Aceh (DOKA) sebesar Rp 500 juta tahun 2021 itu, tersisa sekitar Rp 100 juta lagi.
Hal itu,di sampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud)Aceh Singkil Khalillulah.
"Sisa Dana Kegiatan Seminar Syekh Abdurrauf As-Singkily sebesar Rp 100 juta,dan telah dikembalikan ke Kas Negara,"kata Khalilullah kepada Wartawan Minggu (9/1/2022) kemarin.
ia, meminta kepada panitia untuk melihat selisih biaya. Setelah dilihat laporan realisasinya, ternyata yang terpakai hanya Rp 400 jutaan saja.
Saat melakukan penghitungan ulang panitia menemukan realisasi kegiatan sebesar Rp 400 juta. dan sisanya itu sudah kita stor ke kas Negara. Itu ada rekening khususnya.
Selisih biaya itu sejak awal kata Khalil, sudah diprediksinya bakal ada sisa dana dalam kegiatan itu. Terbukti, setelah meminta hasil laporan realisasi ia menemukan ada sisa anggaran Rp 100 juta, dan ia menyebutkan bahwa salah satu sumber sisa dana itu antara lain dari harga hotel.
"Makanya setelah saya minta laporan realisasi, itulah dilaporkan ke saya sekitar Rp 100 juta dan sudah dikembalikan.
dana seminar Rp 500 juta itu awalnya direncanakan dilaksanakan di Medan, Sumatera Utara.Namun dengan berbagai pertimbangan, kegiatan itupun dialihkan untuk dilaksanakan di daerah sendiri, yakni di Aceh Singkil.
Dan juga terancam dibatalkan, namun dengan berbagai pertimbangan akhirnya tetap dilaksanakan, salah satu alasannya anggaran sudah diupload.
Jadi rapat evaluasi terakhir menyarankan tetap melaksanakan karena sangat sayang apabila dana yang sudah di upload ini tidak dilaksanakan.
Setelah kita ekstimasi ulang dan pelaksanaanya masih bisa kita kejar sebelum tutup tahun 2021 akhirnya kita laksanakan.
Diakuinya Kegiatan Seminar ini sempat menarik perhatian, Sebab, anggaran sebesar Rp 500 juta itu hanya digunakan selama 3 hari. Sehingga banyak yang menghitung hitungan, perharinya panitia wajib menghabiskan Rp 166 juta.
Bukan hanya dari kalangan masyarakat saja yang melakukan penghitungan kasar itu, Mahasiswa Aceh Singkil pun ikut mempertanyakan hal yang serupa.
Diketahui, Seminar Syekh Abdurrauf As- Singkily itu digelar di Gedung Seni Budaya selama Tiga hari Mulai tanggal 20 sampai 23 Desember 2021.
Kegiatan itu melibatkan 80 peserta dan 5 narasumber yang didatangkan dari 2 Kampus terbaik di Aceh.
Narasumber itu adalah: Drs. H. Muadz Vohry, MM dengan materi, “Menyingkap tabir kehidupan Syekh Abdurrauf As-Singkily.
Dr. H. Damanhuri Basyir, MA, dengan materi, Karya-karya fenomenal Syekh Abdurrauf As-Singkily.
Dr. Misbah Limbong, M. Ag, dengan materi, Syekh Abdurrauf ulama besar dan kualitas intelektualnya.
Dan Prof. DR. Misri A Muchsin, M. Ag, dengan materi, Syekh Abdurrauf As-Singkily dalam membuka jaringan ulama nusantara di dunia, Sedangkan Prof. DR. Husaini Ibrahim, dengan materi, peran Syekh Abdurrauf As-Singkily dalam membentuk tradisi ke Aceh. (Red)