Politik Membuat Generasi Milenial Terlihat Lebih Keren


                 
           * Opini: Hafizh ‘Athallah*


SingkilNews.id-Bila kita berbicara mengenai politik,tentunya sangat menarik untuk dibahas, tidak hanya diruang publik tetapi  diwarung kopi juga banyak membahas mengenai politik. Tetapi tidak semua kalangan masyarakat yang setuju bahwa politik itu adalah sesuatu yang menarik, masing-masing dari mereka memiliki pendapat dan pandangan yang berbeda mengenai politik, kenapa demikian? 

Dikarenakan sebagian orang yang berpandangan bahwa politik hanya menciptakan kebahagiaan yang sepihak, justru sebagian orang juga berpendangan bahwa politik hanya sebuah alat kotor pejabat tinggi negara untuk menindas dan merendahkan masyarakat yang kurang mampu dalam hal ekonomi.  

Bahkan tak jarang masyarakat yang menganggap bahwa politik itu sebagai penipuan, kebohongan, akal-akalan, permusuhan, atau hal-hal yang semuanya itu bisa berakibat buruk. 

Nah, bagaimana generasi milenial menangani hal ini, dikarenakan banyak kita lihat bahwa anak-anak muda sekarang yang terjun kedalam dunia perpolitikan membawa dampak dan perubahan besar dalam budaya politik ditanah air ini. 

Pada saat pemilu 2019. Dimana menurut Koordinator Pusat Peneliti Politik LIPI, Sarah Nuraini Siregar menyatakan: “berdasarkan hasil survey lembaganya ada sekitar 35 persen sampai 40 persen pemilih dalam pemilu 2019 didominasi pemilih generasi millenial, atau jumlahnya sekitar 80 juta dari 185 juta pemilih”.  

Melihat persentase yang sangat menakjubkan tersebut, bangsa indonesia sudah sepatutnya berbangga hati kepada generasi muda yang telah berpartisipasi dalam politik. Hal ini dapat diibaratkan seperti lahan basah yang mengandung permata yang berharga didalam perpolitikan diindonesia. 

Jikalau kita melihat persentase tersebut, kita tidak bisa langsung mengambil kesimpulan bahwa pemilih generasi milenial tesebut mengerti dengan yang namanya politik. Berdasarkan riset IDN research institute. Dalam laporan bertajuk “Indonesian Millenial Report 2019”, hanya 23,4 persen yang suka mengikuti berita politik.  

Selebihnya generasi milenial beranggapan bahwa politik hanya untuk orang yang sudah berumur atau orang yang sudah tua saja. Hal ini merupakan pendapat yang sangat salah. Kenapa? Karena anak muda adalah generasi penerus bangsa yang akan membawa bangsa ini lebih maju kedepannya dengan cara terjun kedunia politik, menyampaikan aspirasi dan argumennya dipublik agar dapat menginspirasi dan memotivasi banyak orang. Juga anak muda diharapkan dapat memusnahkan dan membinasakan budaya politik di tanah air yang tidak baik dan kotor. 

Melihat karakteristik generasi millenial yang sebagian besar cenderung apatis terhadap politik, mau tidak mau pendidikan politik sudah selayaknya untuk diberikan, agar anak muda diindonesia itu melek dan paham akan politik.  

Diharapkan dengan telah dilaksanakannya pendidikan politik dikalangan milenial sebagai pemilih pemula, maka  tingkat partisipasi pemilih dapat lebih meningkat, bagi generasi milenial, kta semua berharap jangan ada anak muda yang tidak mengerti dengan politik karena pemikiran dan suara kita sebagai anak muda sangat berpengaruh bagi kemajuan dan perkembangan bangsa indonesia. 

Bangsa ini sangat memerlukan generasi anak muda yang bersedia ikut berjuang bersama demi kemajuan negara melalui politik.Anak muda yang dapat mempengaruhi sikap partai politik supaya lebih baik dan generasi muda muda yang kemudian mampu berbuat sesuatu yang besar untuk bangsa Indonesia, untuk seluruh masyarakat Indonesia, dan generasi-generasi selanjutnya dimasa yang akan datang.  

Tak salah rasanya harapan ini, bahwa mustahil rasanya berdemokrasi partai politik. Memang pada awalnya pasti akan banyak tantangan, halangan, ataupun godaan, tapi itulah bagian dari perjuangan. 

Politik membuat anak muda menjadi keren dan terkenal, menjadi hebat, dan terlihat lebih berwibawa dikarenakan sering berkomunikasi dan adu argumen dengan pejabat-pejabat negara.  

Tetapi jangan jadikan kepopuleran dan kehebatan kita dibidang politik membuat generasi milenial menjadi angkuh dan sombong serta tidak mau mendengar pendapat masyarakat-masyarakat lain, apalagi sampai menindas dan berbuat semena-mena kepada masyarakat biasa. 

Harapan ada pada bagi anak muda dengan semangat yang begitu tnggi ,mampu melakukan sesuatu bagi Indonesia dalam merubah politik diindonesia ini ,dengan begitu partai politisk akan mempunyai motivasi baru untuk menjalankan fungsi dan tugasnya dengan baik dan tidak berlandas pada kepentingan pribadi. Oleh sebab itu akan muncul rasa antusias dalam mewujudkan demokrasi. 

Generasi muda pada saat ini akan terus menyesuaikan diri dengan perubahan zaman sekarang untuk mengikuti era dunia politik yang terus berkembang dengan pesat. Generasi muda harus menyadari sssbahwa dalam berpolitik kekuasaan yang berlebih itu tidak baik kaena berpolitik tidak hanya soal kekuasaan tetapi mengemban sebuah amanat yang besar dalam kehidupan negra dan bermsayrakat. 

Keahlian generasi milenial yang paling mencolok adalah mereka sangat menguasai gawai, teknologi serta aktif di media sosial seperti facebook, youtube, instragram, whatsApp dan lainnya.  

Hal ini dapat dimanfaatkan bagi generasi milenial untuk menyampaikan saran, kritik, motivasi dan lainnya kepada pemerintah untuk menunjukkan kepedulian kita kepada bangsa ini dan kita sebagai generasi milenial dapat menyadarkan pemerintah yang salah jalan atau menyalahgunakan kekuasaannya melalui tekhnologi dan media sosial tersebut. 

Marilah kita semua sebagai anak-anak muda dan sebagai generasi milenial untuk sama sama terjun kedunia perpolitikan ditanah air. Generasi milenial ikutlah dalam pendidikan politik untuk kemajuan bangsa ini karena suara anak muda, aspirasi anak muda sangat diperlukan untuk membangun negeri ini menjadi lebih baik lagi.  

Anak muda sudah sepatutnnya mempergunakan tekhnologi dan media sosial yang ada sekarang untuk dipergunakan untuk sebaik-baiknya, karena banyak anak muda yang terjerumus kesesatan melalui tekhnologi dan media sosial tersebut. Millenial sejatinya cenderung tertarik pada hal-hal yang baru, inovatif dan sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini harus di manfaatkan dengan sebaik-baiknya. 

Penulis Opini: Hafizh ‘Athallah, Mahasiswa Semester I  Program Study Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang        

Related

SOSIAL 1476893673007047283

Post a Comment

emo-but-icon

item