Teriakan Keras Razaliardi Menyudutkan DPMK, Bupati Akhirnya Tunda Bimtek Aparatur Desa
Razaliardi Manik
Singkilnews.id-Pelaksanaan Bimbingan Teknis Peningkatan
Kualitas Aparatur Pemerintah Desa se Kabupaten Aceh Singkil, yang semula akan
dilaksanakan pada tanggal 30 Maret (hari ini-Red) akhirnya ditunda oleh bupati
Aceh Singkil.
Penundaan bimtek oleh bupati Dulmusrid tersebut setelah
mendengar berbagai kalangan di Aceh Singkil berteriak menentang pelaksaannya.
Pasalnya, selain pelaksanaannya terlalu mepet dengan bulan suci Ramadahan, juga
pelaksanaan nya dinilai kurang bijak jika dilaksanakan di luar daerah, yaitu di
kota Medan Sumatera Utara.
“Alhamdulillah, pak bupati mendengar suara-suara masyarakat
yang menentang pelaksanaan bimtek di luar daerah tersebut,”ujar tokoh
masyarakat Aceh Singkil,H. Rosman.
H. Rosman sebelumnya menentang pelaksanaan bimtek aparatur
desa dilaksanakan di luar daerah, tapi mendukung jika dilaksanakan di daerah
ini. Seperti di Pulau Banyak, sekaligus memasyarakat Pulau Banyak sebagai salah
satu pengembangan pariwisata di provinsi Aceh.
Selain H. Rosman, salah satu aktivis dan pemerhati anggaran
di Aceh Singkil, Razaliardi Manik juga sebelumnya berteriak lantang bahkan
mengancam akan melaporkan persoalan bimtek tersebut ke Kemendesa PDTT di
Jakrata.
Razaliardi Manik yang juga Direktur Central Hukum dan
Keadilan Aceh Singkil ini sebelumnya mengatakan, pelaksanaan Bimtek Peningkatan
Aparatur Pemerintah Desa tersebut terkesan sangat dipaksakan. Dirinya bahkan
mencurigai ada kolusi dalam pelaksanaannya.
“Bimtek untuk Peningkatan Aparatur Pemerintah Desa itu saat
ini belum mendesak,”kata nya selasa,(30/3/2021), Siapa bilang mendesak. Gila
itu. Yang mendesak itu adalah upaya menanggulangi ekonomi masyarakat desa dalam
menghadapi dampak Covid-19. Terlebih lagi dalam menyambut bulan suci Ramadhan
dan Hari Raya Idul Fitri yang akan datang”, katanya.
Seyogiyanya, kata Razaliadi, dana desa yang ada saat ini
dipergunakan terlebih dahulu untuk kegiatan swakelola dengan sistem padat karya
tunai agar masyarakat bisa mendapat penghasilan untuk menyambung hidup mereka.
Dengan demikian azas manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat desa itu
sendiri.
Razaliardi mempertanyakan kepada Kepala DPMK Aceh Singkil.
Mengapa pencairan dana desa tahap pertama ini yang di utamakan untuk Bimtek.
Apa alasannya, apa yang mendesak untuk dilaksanakan sehingga pelaksanaannya
dipilih menjelang pusa dan lebaran.
Terusterang katanya, pelaksanaan bimtek diawal pencairan
dana desa tahap pertama ini menjadi tanda tanya besar bagi dirinya.
“Menjadi tanda tanya besar bagi saya. Saya mohon, jangan paksa saya untuk berpikir mencurigai sesuatu yang belum pasti adanya kolusi dalam pelaksanaan bimtek ini. Jangan-jangan kerana memang puasa dan lebaran sudah dekat makanya bimtek ini mejadi prioritas utama utuk dilaksanakan”, sindirnya.
Kecurigaan ini sebenarnya wajar saja. Pasalnya kata
Razaliardi, penggunaan dana bimtek sebesar Rp 1,7 miliar lebih itu kurang
transparan. Sipa penyelenggaranya, bagaimana sistemnya. Sebab, penyelenggara
bimtek ini hanya melalui lobi-lobi dan penunjukan.
“Jadi tolong hati-hati. Saya hanya sekedar mengingatkan, DPMK
jangan coba-boba bermain dengan dana bimtek. Nanti bahaya. Selaku teman,
rasanya tidak salah jika saya mengingatkan”, pesannya.
Lebih lanjut Razaliadi mengungkapkan, anggaran kegiatan
Bimtek yang diprogramkan BPMK Aceh Singkil tahun 2021 menelan dana desa
seluruhnya sebesar sebesar Rp 10,092 Miliar, atau masing-masing desa sebesar Rp
87.000.000,00 dengan 12 item item kegiatan bimtek. (Redaksi).