Mobil BUS Sekolah di Aceh Singkil Berhenti Beroperasi,ini Persoalan nya
Singkilnews.id-Terhitung mulai senin,15 maret 2021 Mobil BUS angkutan anak sekolah di Aceh singkil berhenti beroprasi,akibat anggaran Uang Persediaan (UP) di seluruh satuan kerja perangkat kabupaten (SKPK) Aceh Singkil tak kunjung cair.
Ke 16 Unit mobil Bus sekolah milik Pemkab Aceh Singkil terpaksa diberhenti beroperasi untuk mengantar jemput anak sekolah.
Pasal nya, Dinas perhubungan(dishub)aceh singkil,sudah tak
mampu lagi mengatasi operasional melalui dana talangan, sebab, sejak Januari
sampai Maret hutang Dinas tersebut, sudah lebih mencapai Rp100 juta.
"Sehingga tidak ada lagi uang untuk dipinjam sebagai
dana talangan untuk mengatasi sementara operasional,”kata Kepala Dinas
Perhubungan Aceh Singkil Malim Dewa, saat dikonfirmasi sejumlah awak media di
kantornya Selasa (16/3/2021).
“mobil bus sekolah berplat merah, sehingga tidak bisa untuk
konsumsi BBM jenis Solar(bersudsidi)dan terpaksa Dexlite. Sehingga biaya
operasional menjadi lebih besar. Sehingga pengeluaran setiap satu minggu untuk
operasional satu bus, diperkirakan Rp500 ribu.
“Untuk Bus Sekolah,Bahan Bakar Minyak(BBM)seharusnya bisa
subsidi. Namun karena plat kendaraan merah sehingga tidak bisa pakai BBM
subsidi,” terangnya.
“Saat ini masih sedang berkoordinasi dengan bupati aceh
singkil untuk mencari jalan keluarnya. Sebab dana talangan yang dibutuhkan
jumlahnya cukup besar. Sementara untuk pinjaman sudah tidak bisa, karena sudah
terhutang banyak,”ucap kadis itu.
Disebutkannya dari jumlah 16 bus sekolah yang ada,
masing-masing beroperasi di wilayah Kecamatan Singkil, Singkil Utara, Desa Rimo
Kecamatan Gunung Meriah, Desa Blok 2, Desa Blok 7, Kecamatan Simpang Kanan,
Kuta Baharu, Singkohor dan Danau Paris.
Untuk anggaran setiap tahun operasional tetap dianggarkan
sekitar Rp300 juta lebih.Namun memasuki 2021, yang menjadi kendala, Uang
Persediaan (UP) yang biasanya sudah cair Februari, namun hingga tahun ini sudah
memasuki Maret belum juga bisa dicairkan.
Sehingga bus tersebut akan beroperasi menunggu pencairan
dana UP tersebut. “Kalau UP tidak cair ya tidak bisa jalan. Pinjam dana sudah
tidak dikasih,” tandas Malim dewa.(red/sm)