FORMAS Lhokseumawe Menyayangkan Pemberhentian Mobil BUS Sekolah di Aceh Singkil
Singkilnews.id-Forum mahasiswa aceh singkil(Formas)Lhokseumawe, menyayangkan Mobil BUS angkutan anak sekolah di Aceh Singkil tak beroprasi,Pasalnya dengan pemberhentian(parkir)nya Bus
Mobil BUS sekolah aceh singkilsekolah tersebut menunjukan bahwa ketidak mampuan pemerintah aceh singkil dalam mewujudkan visi dan misi cerdas sebagaimana yang terdapat didalam visi dan misi Pemerintahan aceh singkil,yang saat ini di Nahkodai oleh Dulsaza.
Kadis perhubungan Aceh Singkil,Malim DewaDalam Relis Pers nya Haryadi,selaku Jubir FORMAS Lhokseumawe, mengatakan,Rabu(17/3/2021)bahwa hal tersebut sudah jelas membuktikan kegagalan pemerintah dalam mewujudkan visi dan misi pemerintah yaitu cerdas.
“Bagaimana visi dan misi cerdas tersebut bisa terwujud
sedangkan pemerintah kabupaten aceh singkil sendiri telah gagal dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
untuk mencerdaskan anak bangsa,”kata nya.
Untuk pasilitas anak sekolah saja sekarang sudah di
berhentikanPadahal kita ketahui bahwa Mobil BUS sekolah tersebut merupakan
salah satu transportasi anak sekolah
untuk berangkat menuntut ilmu kesekolah nya.
“Bus itu sangat membantu anak sekolah dalam menuntut ilmu
khususnya bagi siswa sekolah yang kurang mampu yang tidak memiliki kendaraan
pribadi. Dengan pemberhentian operasioanl bus sekolah tersebut bagaimana dengan
nasib anak anak sekolah, Karna sebagian besar dari mereka sangat membutuhkan
transportasi tersebut,”tegas Haryadi.
Sebelum nya di beritakan,terhitung mulai senin,15 maret 2021
Mobil BUS angkutan anak sekolah di Aceh singkil berhenti beroprasi,akibat
anggaran Uang Persediaan (UP) di seluruh satuan kerja perangkat kabupaten
(SKPK) Aceh Singkil tak kunjung cair.
Ke 16 Unit mobil Bus sekolah milik Pemkab Aceh Singkil
terpaksa diberhenti beroperasi untuk mengantar jemput anak sekolah.
Pasal nya, Dinas perhubungan(dishub)aceh singkil,sudah tak
mampu lagi mengatasi operasional melalui dana talangan, sebab, sejak Januari
sampai Maret hutang Dinas tersebut, sudah lebih mencapai Rp100 juta.
"Sehingga tidak ada lagi uang untuk dipinjam sebagai
dana talangan untuk mengatasi sementara operasional,”kata Kepala Dinas
Perhubungan Aceh Singkil Malim Dewa, saat dikonfirmasi sejumlah awak media di
kantornya Selasa (16/3/2021).
“mobil bus sekolah berplat merah, sehingga tidak bisa untuk
konsumsi BBM jenis Solar(bersudsidi)dan terpaksa Dexlite. Sehingga biaya
operasional menjadi lebih besar. Sehingga pengeluaran setiap satu minggu untuk
operasional satu bus, diperkirakan Rp500 ribu.
“Untuk Bus Sekolah,Bahan Bakar Minyak(BBM)seharusnya bisa
subsidi. Namun karena plat kendaraan merah sehingga tidak bisa pakai BBM
subsidi,” terangnya.
“Saat ini masih sedang berkoordinasi dengan bupati aceh
singkil untuk mencari jalan keluarnya. Sebab dana talangan yang dibutuhkan
jumlahnya cukup besar. Sementara untuk pinjaman sudah tidak bisa, karena sudah
terhutang banyak,”ucap kadis itu.
Disebutkannya dari jumlah 16 bus sekolah yang ada,
masing-masing beroperasi di wilayah Kecamatan Singkil, Singkil Utara, Desa Rimo
Kecamatan Gunung Meriah, Desa Blok 2, Desa Blok 7, Kecamatan Simpang Kanan,
Kuta Baharu, Singkohor dan Danau Paris.
Untuk anggaran setiap tahun operasional tetap dianggarkan
sekitar Rp300 juta lebih.Namun memasuki 2021, yang menjadi kendala, Uang
Persediaan (UP) yang biasanya sudah cair Februari, namun hingga tahun ini sudah
memasuki Maret belum juga bisa dicairkan.
Sehingga bus tersebut akan beroperasi menunggu pencairan
dana UP tersebut. “Kalau UP tidak cair ya tidak bisa jalan. Pinjam dana sudah
tidak dikasih,” tandas Malim dewa.(red/sm)