Direktur CHK: Jangan Coba-coba Bermain Dengan Dana Bimtek
Singkilnews.id-Pelaksanaan Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Aparatur Pemerintah Desa di Kabupaten Aceh Singkil tahun 2021 rencananya akan dilaksanakan pada 30 Maret mendatang di Medan Sumatera Utara.
kadis DPMK aceh singkil,Azwir, SHNamun pelaksanaan bimtek tersebut ditentang oleh berbagai kalangan, termasuk Direktur Centeral Hukum dan Keadilan (LSM-CHK) Aceh Singkil, Razaliardi Manik.
Dalam Relis pers nya,jum’at(26/3/2021) malam. Menurut mantan
wartawan Harian Angkatan Bersenjata ini, selain menguras dana desa sebesar Rp
1,7 miliar lebih, kegiatan tersebut juga dinalai belum mendesak untuk dilaksanakan
pada saat ini.
“Bimtek untuk Peningkatan Aparatur Pemerintah Desa itu saat
ini belum mendesak. Siapa bilang mendesak. “Gila itu. Yang mendesak itu adalah
upaya menanggulangi ekonomi masyarakat desa dalam menghadapi dampak Covid-19.
Terlebih lagi dalam menyambut bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri yang
akan datang,”katanya.
Seyogiyanya, “kata Razaliadi, dana desa yang ada saat ini
dipergunakan terlebih dahulu untuk kegiatan swakelola dengan sistem padat karya
tunai agar masyarakat aceh singkil, bisa bekerja dan mendapat penghasilan untuk
menyambung hidup mereka. Dengan demikian azas manfaatnya dapat dirasakan oleh
masyarakat desa itu sendiri,”tegas nya.
Lewat media ini sebut Razaliardi, Ia ingin bertanya kepada
Kepala DPMK Aceh Singkil. Mengapa pencairan dana desa tahap pertama ini yang di
utamakan untuk Bimtek. Apa alasannya, apa yang mendesak untuk dilaksanakan
sehingga pelaksanaannya dipilih menjelang puasa dan lebaran.
Terusterang katanya, pelaksanaan bimtek diawal pencairan
dana desa tahap pertama ini menjadi tanda tanya besar bagi dirinya.
“Menjadi tanda tanya besar bagi saya. Saya mohon, jangan
paksa saya untuk berpikir mencurigai sesuatu yang belum pasti adanya kolusi
dalam pelaksanaan bimtek ini. Jangan-jangan karena memang menjelang puasa dan
lebaran sudah dekat makanya bimtek ini mejadi prioritas utama utuk
dilaksanakan”, sindirnya.
Kecurigaan ini sebenarnya wajar saja. Pasalnya kata Razaliardi, penggunaan dana bimtek sebesar Rp 1,7 miliar lebih itu kurang transparan. Siapa penyelenggaranya, bagaimana sistemnya. Sebab, penyelenggara bimtek ini hanya melalui lobi-lobi dan penunjukan.
“Jadi tolong hati-hati. Saya hanya sekedar mengingatkan, jangan coba-boba bermain dengan dana bimtek. Nanti bahaya. Selaku teman, rasanya tidak salah jika saya mengingatkan. Bimtek ini dipantau oleh banyak pihak”, pesannya.
"Ini sungguh luar bisa sekali. Mereka pikir mereka bisa
seenaknya mengkapling-kapling dana desa. Terusterang dalam waktu dekat ini kami
akan melaporkan masalah anggaran bimtek yang telah menguras dana desa ini ke
kemendesa PDTT", tutupnya.(red)