Makam Tua Bertarikh 650 Masehi Kembali Ditemukan di Singkil
Singkilnews.id-Beberapa tahun silam ditemukan pusara Abdur Rajak yang pada batu nisannya tertulis tarikh wafat 1213 Hijriah atau 1798 Masehi di Singkil Lama, Kampung Kayu Menang, Aceh Singkil atau arah barat Kota Singkil.
Kini, hasil informasi dari masyarakat beberapa pekan lalu
kembali ditemukan sejumlah nisan kuno di Singkil. Setelah diamati sekilas,
kabarnya penemuan itu lebih tua dari batu nisan yang ada di pusara Abdur Rajak.
Hal ini disampaikan Wakil Bupati Aceh Singkil, H Sazali S Sos,
di ruangan kerjanya, Selasa (4/1/2021),di kutip dari aceHTrend.
Sazali menambahkan, menurut keterangan dari warga dan
berbagai pihak kepadanya, nisan yang ditemukan itu milik Syekh Karim yang
mendarat di Singkil pada 630 Masehi.
“Jika nisan itu setelah diteliti secara mendalam benar, maka
beliau hidup semasa sahabat Nabi Muhammad saw. Ini sebuah fakta baru yang
menyibak tabir bahwa Islam di Aceh Singkil telah ada pada masa sahabat Nabi,”
ujar Sazali.
Namun Sazali menimpali, batu nisan dan benda-benda lain yang telah ditemukan, seperti uang koin, porselen, batu marmar, dan benda-benda lainnya masih memerlukan survei, kajian, dan penelitian yang mendalam dari ahli termasuk arkeolog.
Sazali mengatakan, penemuan batu nisan itu merupakan salah
satu data arkeologis yang berkenaan dengan keberadaan komunitas muslim di
kawasan Singkil.
Lebih lanjut ia menerangkan, adanya penemuan prasasti batu
itu, mengungkapkan bahwa Singkil termasuk kota tua di Aceh dan kebudayaan Islam
telah berkembang di Singkil.
“Prasasti ini bernilai tinggi untuk mengungkap bahwa
kebudayaan Islam atau islamisasi telah berkembang di Singkil pada semasa
sahabat Nabi. Ini penemuan luar biasa,” ucapnya.
Sazali yakin adanya penemuan batu nisan, jejak-jejak Islam
di Singkil sedikit demi sedikit mulai terkuak sehingga keberadaan Islam di
Singkil tidak diragukan lagi.
Ia menambahkan, dari beberapa paparan termasuk pihak-pihak
yang telah turun melakukan survei ditambah dengan temuan makam-makam tua, ia
yakin bahwa fansuri yang ditabalkan pada nama Syekh Hamzah Fansuri dan Syekh Abdurrauf
adalah di Singkil lama.“Batin saya seakan membenarkan bahwa fansuri itu adalah
di Singkil,” pungkas Sazali.
Sementara itu Wakil Ketua Masyarakat Pencinta Sejarah
(Mapesa) Aceh, Masykur Syafruddin, berkenaan dengan hasil penelitian
makam-makam tua dan benda lainnya di Singkil akhir Desember 2020 mengatakan
jika Mapesa belum menyiarkan hasilnya.
“Saat ini masih dalam proses analisis dan penulisan. Insya
Allah dalam waktu dekat akan kita siarkan segera,” ujar Masykur
Makam-makam yang ada di Singkil sejauh yang sudah mereka
temukan, tambah Masykur, tarikh wafatnya rata-rata tahun 1200-an Hijriah sampai
tahun 1300-an hijriah. Sekitar abad ke-19 Masehi.
“Kami belum menjumpainya tarikh yang lebih tua dari itu.
Nisan Syeh Karim itu, salah dibaca orang, dan kesalahan itu sudah menyebar ke
mana-ke mana. Ketika saya dan tim ke Singkil untuk membaca nisan itu, ternyata
namanya adalah Dato’ Guru Sutan Raja Husen, wafat 1300 H/1878 M,” demikian kata
Masykur dari Mapesa.(red)
Sumber: aceHTrend