Peradaban Suku Singkil Punya Nilai Sejarah Penting, Budaya Tarian Harus di Lestarikan
Singkilnews.id-Suku Singkil(Kalak batang Lae) yang terletak di Kabupaten Aceh Singkil dan kota Subulussalam banyak menyimpan peninggalan sejarah budaya bagian leluhur suku Singkil, baik budaya adat istiadat dan tarian kesenian yang sudah melekat dari turun-temurun budaya Etnik Singkil.
Tarian suku Singkil mempunyai banyak jenis tarian, seperti
tari Dampeng membentuk formasi melingkar, tari pencak silat, tari Biahat
artinya tari harimau, tari sukudidi, tari Piring, tari ambe-ambe, tari meralas,
dan tari pedang, itulah nama – nama kesenian tarian suku Singkil yang harus
dilestarikan.
Penduduk suku Singkil dulunya, pada umumnya hidup di
pinggir-pinggir sungai lae soraya, pada tahun 2003 sebagian besar penduduk suku
Singkil mengungsi kedataran tinggi paska konflik Aceh, sebagian masyarakat suku
Singkil masih bertahan dipinggiran sungai lae soraya, begitu juga dengan
Kabupaten Aceh Singkil.
“Sungai lae soraya sungai yang terpanjang di Provinsi Aceh,
sungai tersebut dapat menghubungkan daerah lainnya seperti kabupaten aceh
tenggara, blang kejeran, hingga ke Provinsi Sumatera utara melalui anak-anak
sungai lae soraya.
Lae soraya, yang banyak menyimpan historis sejarah yang
belum banyak di kembangkan oleh para sejarawan seperti “legenda kisah Danau
Bungara“batu sumbang di desa batu napal” dan kisah sejarah lainnya.
Junaidi capah bersama team lembaga pemerhati suku Singkil,
selama ini mensosialisasikan mengajak regenarasi muda untuk lebih menyelusuri
dan mempelajari tentang sejarah budaya suku Singkil, serta mengembangkan tarian
suku Singkil, makanan khas dan lainnya, seperti kabupaten aceh Singkil dan kota
Subulussalam.
“Kota Subulussalam yang kini sudah mulai memperhatikan
khusus untuk pengembangan dan pelestarian budaya suku singkil, seperti di
Kecamatan Rundeng beberapa hari ini. Muspika Kecamatan danramil mengadakan
pergelaran pelastarian pelatihan pertunjukan tarian-tarian daerah suku Singkil
di alun alun lae soraya, pada malam hari. Untuk melastarikan budaya tarian suku
Singkil “lembaga pemerhati suku Singkil apreasiasi camat rundeng Irwan Paisal
yang mau tergerak hatinya untuk melastarikan kesenian suku singkil.
Budaya suku Singkil tak terlepas dari seni-seni keislaman
yang memegang kuat ajaran islam, banyak yang menjadi ulama dan tersebar di
penjuru dunia, yakni Syekh Hamzah Al-fansuri dan syekh Abu Rauf Assingkily,
ulama sufi di aceh dan banyak makam ulama lain yang makamnya di pinggiran sungai
lae soraya, yang menjadikan paradaban suku Singkil islam 100% .
Kita berharap pemerintah Aceh dua Kabupaten kota untuk dapat
melastarikan kembali terkait budaya suku Singkil untuk di teruskan kepada
regenerasi muda agar budaya Suku Singkil yang ada di aceh dapat di lestarikan
kembali, serta butuh perhatian pemerintah setempat” pungkasnya.(red)
Sumber:CAKRAWALA NUSANTARA