Pemerhati Budaya Aceh Singkil,Gelar Mesinanggel Tentangsejarah Kemukiman Tanjung Mas dan Punaga.
Singkilnews.id-Para Pemerhati Budaya Singkil membuka ruang diskusi atau dalam bahasa Singkil disebut mesinanggel,mecekhita,tukakhpikekhen(diskusi),diwarung Sinanggel580,di kampung(desa)tanah bara kecamatan Gunung Meriah. kabupaten Aceh Singkil,sabtu(28/11/2020).
Hadir dalam diskusi tersebut pemateri H. Wahidin Sipayung Mantan Anggota DPRD Tk II Aceh Selatan, dan Drs H Muadz Vohry MM, Mantan Wakil Bupati Aceh Singkil Periode pertama,Sejarawan Aslym Combih, Camat Gunung Meriah Johan Pahmi Sanip,Camat Kota Baharu, Ganda Suriadi Bancin,gcik kampung seping baru,Sopian,kabid Budaya disdikbud aceh singkil,M Najur Mpd,Mahasiswa, dan Para generasi muda Pemerhati Budaya Singkil.
Dalam diskusi tersebut mengulas tentang sejarah peradaban
Tanjung Mas dan Punaga mulai dari kerajaan hingga jadi kemukiman.Kegiatan ini
dilaksanakan untuk mengkaji awal mula terbentuknya kemukiman Tanjung Mas dan Punaga.
Menurut keterangan Muadz dalam diskusi tersebut”raja pertama
di Negeri Punaga ialah Raja Shaleh Si Berutu Kembang atau sekarang disebut
Kemukiman Punaga dulunya kemukiman ini terdiri dari tiga negeri, yaitu tanah
merah, punaga, dan Seping.”tutur mantan wakil bupati pertama itu. Kemudian
mengenai kemukiman tanjung mas, menjadi persoalan dari peserta diskusi, kampung
tanjung mas sendiri sekarang masuk kecamatan Simpang Kanan
tidak masuk dalam wilayah kemukiman Tanjung Mas, malah kampung Tanjung Mas
masuk dalam wialayah Kemukiman Silatong. Hal ini terjadi menurutnya sejak
pemekaran kecamatan Gunung Meriah dari simpang Kanan, penggunaan
nomenklator Tanjung Mas masih tetap dipakai di gunung
Meriah,hal ini menurut Wahidin lebih dalam bentuk penghargaan terhadap sejarah
terdahulu.
Dalam diskusi tersebut,Wanhar Lingga Pegiat Budaya Singkil,
berharap kegiatan ini bisa bertahap dan diikuti kemukiman lain sehingga sejarah
dan jati diri bisa terkuak,”ucap Wanhar.
Inisiator kegiatan Wanhar Lingga, Zulkarnain Bancin dan
Maksum Malau sekjen dari Pepulungen Malau Singkil Subulussalam (PMSS) sebagai
donatur Acara.(red/sukri malau)