Beda Pengakuan Kepala Desa Dan Penjual, Pembelian Kebun Bumdes Penjahitan Diduga Mark-Up Sebesar Rp 65 Juta

kades  penjahitan Muslihuddin
 Singkilnews.id-Penggunaan dana Bumdes Desa Penjahitan, Kecamatan Gunung Meriah Tahun Anggaran 2018 akhir-akhir ini mendapat sorotan tajam dari masyarakat setempat. Pasalnya, masyarakat menilai pembelian kebun Kelapa Sawit untuk perkebunan Bumdes itu dinilai terlalu mahal. Sebab, kebun ini belum seberapa menghasilkan, dan lokasinya berada dipinggiran sungai.
Seperti diketahui, dana Bumdes tahun 2018 tersebut oleh kepala desa Penjahitan di pergunakannya untuk membeli kebun Kelapa Sawit seluas 2,5 Hektar. Kebun tersebut dibeli dari salah seorang warga Kampung Tanah Bara bernama Abdul Manap.

Kepala Kampung penjahitan, Muslihuddin, kepada Singkilnews.id, mengaku, penggunaan dana Bumdes Tahun Anggaran 2018 yang lalu.di pergunakan untuk pembelian Kebun Kelapa sawit seluas 2,5 Hektar dengan harga sebesar Rp 240 Juta.
Lebih lanjut Muslihuddin, menyebutkan,bahwa dana Bumdes tahun 2018 seluruhnya sebesar Rp 263.117.990. Selain untuk membeli kebun Kelapa Sawit sebesar Rp 240 Juta, sisanya kata Muslihuddin, dipergunakan untuk biaya perawatan dan pembelian alat-alat kerja.

Pertanyaannya, sebesar itukah biaya perawatan kebun Kelapa sawit tersebut ? Kemudian berapa hasil yang diperoleh dari kebun Kelapa sawit ini ? Adakah hasilnya sebasar biaya perawatan dan pembelian alat-alat kerja ?
Jika hasil kebun Kelapa Sawit Bumds tersebut ternyata tidak mencukupi biaya perawatan, maka patut diduga bahwa harga kebun tersebut tidak pantas dibeli dengan harga Rp 240 Juta, atau seharga Rp 96 Juta per hektar. Sebab, kebun tersebut jelas belum bisa menghasilkan.
Bustami Pohan, salah seorang warga Cingkam yang juga memiliki kebun, sebatas langsung dengan kebun yang dibeli oleh Kepala Desa Penjahitan tersebut, ia mangatakan,“harga kebun Kelapa Sawit disekitar itu hanya sekitar Rp 80 Juta per hektar. Harga sebesar Rp 80 Juta per hektar itu sebut Bustami, apabila kebunnya sudah menghasilkan rata-rata antara 700 dan 800 Kg perhektar untuk satu kali panen.
lokasi kebun bumdes desa penjahitan kecamatan gunung meriah  aceh singkil
“Harga kebun Kelapa Sawit disekitar itu (Kebun Bumdes Penjahitan-Red) hanya sekitar Rp 70 Juta per hektar, tidak lebih dari itu. Sebab lokasi kebun tersebut berada dipinggiran sungai,” terang Bustami.
Menurut Bustami, harga kebun Kelapa Sawit milik Bumdes desa Penjahitan itu paling tinggi hanya sebesar Rp 70 Juta per hektarnya. Karena, kata Bustami, kebun tersebut belum bisa dikatakan menghasilkan.
“Hasilnya belum bisa menutupi biaya operasional dan perawatan. Saya rasa kebun milik Bumdes Penjahitan itu paling bisa menghasilkan sekita 400 Kg per hektar untuk setiap kali panen,” urainya.
Bustami Pohan, telah mengkonfirmasi kepada pemilik lahan Kebun Kelapa Sawit bernama Manap Pohan. Menurut pengakuan Abdul Manap, kebun tersebut dijual kepada Bumdes Penjahitan dengan harga Rp 85 juta per hektar. Total seluas 2,5 hektar sebesar Rp Rp 212.500.000.
Mengacu dari penjelasan pihak penjual tersebut diatas, maka terdapat selisih harga antara keterangan pihak penjaual dengan pengakuan Kepala Desa Penjahitan sebesar Rp 27.500.000. Artinya ditemukan Mark-Up pembelian kebun Kelapa Sawit yang dilakukan oleh Kepala desa Penjahitan tersebut.
Namun jika mengacu kepada keterangan Bustami, yang menyebutkan bahwa harga pasaran kebun Kelapa sawit disekitar itu hanya sekitar Rp 70 Juta per hektar, maka terdapat pembengkakan harga pembelian kebun sebesar Rp 65.000.000.
Lantas, kemana uang hasil penggelembungan harga pembelian kebun Kelapa sawit ini? Jawabnya, hanya Muslihuddin yang tau.

Selanjutnya, pengakuan Muslihuddin Kepala Desa Penjahitan kepada awak media senin (28/10/2019) dalam relis pers nya mengatakan,”kami selaku pimpinan desa dan ketua bumdes penjahitan sudah pernah menjelaskan, beberapa minggu lalu bahwa harga kebun seluas 2,5 hektar dengan harga 240.000.000(dua ratus empat puluh juta rupiah) sesuai menurut surat dan kuetansi pembelian, dari sdr Abdul Manaf Pohan.

Setahu kami harga kebun kelapa sawit tersebut, harga yang masih standar dan setahu kami juga bahwa harga  kebun sdr Abdul Manaf, berpareasi artinya ada yang  harga 95000.000/hektar, dan ada juga sampai kurang lebih Rp 130.000.000(seratus tiga puluh juta rupiah)/hektar.

Bumdes  tahun 2018 yang kami beli sebanyak 2 hektar dengan harga 95.000.000/hektar, dan yang 5000.M dengan harga Rp 50.000.000.dan Abdul manap barusan juga menjual kebun kelapa sawit di lokasi itu juga yang dibeli sdr muksin desa cingkam dengan harga setahu kami kurang lebih 125.000.000/hektar.dan barusan saya komfirmasi kepada  sdr abdul manap, beberapa hari yang lalu dia,mau menjual lagi kepada saya untuk kebun pribadi saya kata nya dengan harga kurang lebih 130.000.000/hektar tapi saya belum ada jawaban karna belum ada di pegang uang sebanyak itu.

Dan untuk biaya perawatan bumdes kampung penjahitan tahun 2018.sebesar Rp23.117.990,barusan saya komfirmasi dengan pengurus bumdes. Dan perawatan tersebut sudah terpakai kurang lebih 10.000.000,dan di pergunakan untuk, pembersihan lahan, upahpekerja, pembelian pupuk,mesin dosmer,alat panen,dan pembelian bibit untuk menganti pokok sawit yang kurang bagus dan mati jadi biaya perawatan bumdes 2018, masih ada sisa kurang lebih Rp 13.117.990.di kas bumdes,”kata Muslihuddin.(red/sm)

Related

SOSIAL 1342520916751563862

Post a Comment

emo-but-icon

item