Beda Pengakuan Kepala Desa Dan Penjual, Pembelian Kebun Bumdes Penjahitan Diduga Mark-Up Sebesar Rp 65 Juta
https://www.singkilnews.id/2019/10/beda-pengakuan-kepala-desa-dan-penjual.html
kades penjahitan Muslihuddin |
Seperti diketahui, dana Bumdes tahun 2018 tersebut oleh
kepala desa Penjahitan di pergunakannya untuk membeli kebun Kelapa Sawit seluas
2,5 Hektar. Kebun tersebut dibeli dari salah seorang warga Kampung Tanah Bara
bernama Abdul Manap.
Kepala Kampung penjahitan, Muslihuddin, kepada Singkilnews.id,
mengaku, penggunaan dana Bumdes Tahun Anggaran 2018 yang lalu.di pergunakan
untuk pembelian Kebun Kelapa sawit seluas 2,5 Hektar dengan harga sebesar Rp
240 Juta.
Lebih lanjut Muslihuddin, menyebutkan,bahwa dana Bumdes
tahun 2018 seluruhnya sebesar Rp 263.117.990. Selain untuk membeli kebun Kelapa
Sawit sebesar Rp 240 Juta, sisanya kata Muslihuddin, dipergunakan untuk biaya
perawatan dan pembelian alat-alat kerja.
Pertanyaannya, sebesar itukah biaya perawatan kebun Kelapa
sawit tersebut ? Kemudian berapa hasil yang diperoleh dari kebun Kelapa sawit
ini ? Adakah hasilnya sebasar biaya perawatan dan pembelian alat-alat kerja ?
Jika hasil kebun Kelapa Sawit Bumds tersebut ternyata tidak
mencukupi biaya perawatan, maka patut diduga bahwa harga kebun tersebut tidak
pantas dibeli dengan harga Rp 240 Juta, atau seharga Rp 96 Juta per hektar. Sebab,
kebun tersebut jelas belum bisa menghasilkan.
Bustami Pohan, salah seorang warga Cingkam yang juga
memiliki kebun, sebatas langsung dengan kebun yang dibeli oleh Kepala Desa
Penjahitan tersebut, ia mangatakan,“harga kebun Kelapa Sawit disekitar itu
hanya sekitar Rp 80 Juta per hektar. Harga sebesar Rp 80 Juta per hektar itu
sebut Bustami, apabila kebunnya sudah menghasilkan rata-rata antara 700 dan 800
Kg perhektar untuk satu kali panen.
“Harga kebun Kelapa Sawit disekitar itu (Kebun Bumdes Penjahitan-Red)
hanya sekitar Rp 70 Juta per hektar, tidak lebih dari itu. Sebab lokasi kebun
tersebut berada dipinggiran sungai,” terang Bustami.
lokasi kebun bumdes desa penjahitan kecamatan gunung meriah aceh singkil |
Menurut Bustami, harga kebun Kelapa Sawit milik Bumdes desa
Penjahitan itu paling tinggi hanya sebesar Rp 70 Juta per hektarnya. Karena,
kata Bustami, kebun tersebut belum bisa dikatakan menghasilkan.
“Hasilnya belum bisa menutupi biaya operasional dan
perawatan. Saya rasa kebun milik Bumdes Penjahitan itu paling bisa menghasilkan
sekita 400 Kg per hektar untuk setiap kali panen,” urainya.
Bustami Pohan, telah mengkonfirmasi kepada pemilik lahan
Kebun Kelapa Sawit bernama Manap Pohan. Menurut pengakuan Abdul Manap, kebun
tersebut dijual kepada Bumdes Penjahitan dengan harga Rp 85 juta per hektar.
Total seluas 2,5 hektar sebesar Rp Rp 212.500.000.
Mengacu dari penjelasan pihak penjual tersebut diatas, maka
terdapat selisih harga antara keterangan pihak penjaual dengan pengakuan Kepala
Desa Penjahitan sebesar Rp 27.500.000. Artinya ditemukan Mark-Up pembelian
kebun Kelapa Sawit yang dilakukan oleh Kepala desa Penjahitan tersebut.
Namun jika mengacu kepada keterangan Bustami, yang
menyebutkan bahwa harga pasaran kebun Kelapa sawit disekitar itu hanya sekitar
Rp 70 Juta per hektar, maka terdapat pembengkakan harga pembelian kebun sebesar
Rp 65.000.000.
Lantas, kemana uang hasil penggelembungan harga pembelian
kebun Kelapa sawit ini? Jawabnya, hanya Muslihuddin yang tau.
Selanjutnya, pengakuan Muslihuddin Kepala Desa Penjahitan
kepada awak media senin (28/10/2019) dalam relis pers nya mengatakan,”kami
selaku pimpinan desa dan ketua bumdes penjahitan sudah pernah menjelaskan,
beberapa minggu lalu bahwa harga kebun seluas 2,5 hektar dengan harga
240.000.000(dua ratus empat puluh juta rupiah) sesuai menurut surat dan
kuetansi pembelian, dari sdr Abdul Manaf Pohan.
Setahu kami harga kebun kelapa sawit tersebut, harga yang
masih standar dan setahu kami juga bahwa harga
kebun sdr Abdul Manaf, berpareasi artinya ada yang harga 95000.000/hektar, dan ada juga sampai
kurang lebih Rp 130.000.000(seratus tiga puluh juta rupiah)/hektar.
Bumdes tahun 2018
yang kami beli sebanyak 2 hektar dengan harga 95.000.000/hektar, dan yang
5000.M dengan harga Rp 50.000.000.dan Abdul manap barusan juga menjual kebun
kelapa sawit di lokasi itu juga yang dibeli sdr muksin desa cingkam dengan
harga setahu kami kurang lebih 125.000.000/hektar.dan barusan saya komfirmasi
kepada sdr abdul manap, beberapa hari
yang lalu dia,mau menjual lagi kepada saya untuk kebun pribadi saya kata nya
dengan harga kurang lebih 130.000.000/hektar tapi saya belum ada jawaban karna
belum ada di pegang uang sebanyak itu.
Dan untuk biaya perawatan bumdes kampung penjahitan tahun
2018.sebesar Rp23.117.990,barusan saya komfirmasi dengan pengurus bumdes. Dan perawatan
tersebut sudah terpakai kurang lebih 10.000.000,dan di pergunakan untuk, pembersihan
lahan, upahpekerja, pembelian pupuk,mesin dosmer,alat panen,dan pembelian bibit
untuk menganti pokok sawit yang kurang bagus dan mati jadi biaya perawatan
bumdes 2018, masih ada sisa kurang lebih Rp 13.117.990.di kas bumdes,”kata Muslihuddin.(red/sm)