Pujian dan kritik di separoh kepemimpinan dulsaza.




Catatan jurnalis Singkilnews.id

S.KABEAKAN.

Singkilnews.id-Sebelumnya penulis minta maaf bila tulisan ini tidak menggambarkan layaknya karya jurnalis yang runut dan teratur sesuai kaidah dan norma dalam penulisan Berita, tapi tulisan ini merupakan ungkapan masyarakat awam yang sehari hari  bergelut dengan Rasam basi manusia dan  itulah penulis rangkum dalam catatan yang singkat ini,

Diawal catatan ini penulis akan mengutip ungkapan Alm. Makmur Syahputra Bupati pertama di Kabupaten ini, Ia Mengatakan, Sesungguhnya Masyarakat Aceh singkil adalah masyarakat yang memiliki rasa toleransi yang tinggi, di jelaskan toleransi yang di maksud bukan hanya toleransi beragama tapi meliputi semua aspek kehidupan dalam berinteraksi atau bergaul sehari hari dan ia menjelaskan bahwa hal itu terjadi di pengaruhi banyak faktor yaitu pertama Umumnya Warga Masyarakat singkil adalah Pendatang, seperti Suku Pak pak datang dari Kabupaten dairi dan Pak pak bharat juga dari Kabupaten Humbang hasudutan, demikian juga Suku Jawa datang dari Pulau jawa, plus Suku batak tapanuli dan suku Minang, dan jika di telusuri Etnis inilah yang dominan  berdomisili di aceh singkil.  Dan untuk merawat rasa toleransi itu diperlukan Pemimpin Ber adat dan berbudaya. dan untuk memajukan Aceh singkil di butuhkan pemimpin yang mengerti budaya dan adat istiadat tegasnya..
Dari petuah Almarhum Makmur Syahputra  yang merupakan tokoh pembentukan Kabupaten   Aceh singkil telah meninggalkan pondasi rasa toleransi kepada Masyarakat Aceh singkil dalam hidup dan kehidupan di tengah beragam suku dan berbeda agama di Kabupaten ini.
Kemudian di masa kepemimpinan Bupati Syapriadi( Oyon) kecemasan Makmur syahputra terjadi, dimana konflik sara berejolak dan  meninggalkan catatan kelam untuk Kabupaten ini, bukan saja di level nasional,tapi di sorot hingga internasional. Dan penulis kembali teringat petuah Alm.Makmur syahputra. Untuk meredam Konflik Sara di Aceh Singkil Pemimpin harus Beradat dan Berbudaya..

Dan selanjutnya seperti ungkapan Pengamat ( pengertian pengamat di tulisan ini adalah. Yang punya Mata dan telinga juga rasa) dan Kata mereka, Di Separoh
Kepemimpinan Bupati Aceh singkil saat ini ter lihat dan dirasakan biasa biasa saja, belum ada terobosan yang signifikan terkait Perubahan yang di sampaikan di saat  Pilkada lalu, Dan syukur belum ada kejadian yang tercela merusak nama baik pemerintahan ini seperti konflik sara, walaupun dalam penyelesaian kejadian konflik yang lalu belum tuntas ,atau Untung belum ada  Pejabatnya tertangkap tangan oleh KPK akibat ketahuan menerima fee proyek atau gara gara Pejabatnya di OTT menerima imbalan terkait posisi Jabatan, dan sampai hari ini hal itu belum ada, dan yang ada adalah kefrustasian Masyarakat melihat lambannya gerak pejabat dalam  mengaktualisasikan janji Dulsaza tentang perubahan.
Seperti kata para Mahasiswa bahwa Pemerintahan Dulsaza lamban, Adem dan jalan di tempat dan Untung ada Mahasiswa mengatakan Kepemimpinan Dulsaza, sangat merakyat dan enak berjumpa dan tidak terlalu protokoler. Dimanapun ketemu tidak sombong, cara bepakaiannya biasa biasa saja sangat sederhana, pakainnya tidak bermerek dan Rumah pribadinya sangat sederhana bahkan lebih bagus rumah kepala desa di kampungnya  walau kepala Desa itu di khabarkan sudah dua kali di panggil Pihak penegak Hukum .

Kemudian ada lagi Mahasiswa   yang katanya  Jurusan Komunikasi menimpali  pernyataan sang mahasiswa terdahulu ia mengatakan untuk Menilai Seorang pemimpin tidaklah mudah dan tidak juga susah, dikatakan tidak mudah bila di nilai dari Ucapannya, karna seperti kata pepatah Lidah tak bertulang. kemudian di katakan mudah bila yang di nilai itu adalah cara berpakaian dan cara pola hidup seseorang sehari hari, dan hal itu tidak bisa di stel dan ditukangi jadi yaa itulah adanya, seperti pepatah batak di arabkan Assomalu la taroba, dan terjemahkan sendiri cetus Mahasiswa itu.

Kemudian seorang pengamat ikut juga mengomentari di separuh perjalanan kepemimpinan Dul saza, yang katanya tidak usah di sebutkan identitasnya, bukan karena i(***)

Related

RAGAM 5820134042122881142

Post a Comment

emo-but-icon

item