Pujian dan kritik di separoh kepemimpinan dulsaza.
https://www.singkilnews.id/2019/09/pujian-dan-kritik-di-separoh.html
Catatan jurnalis Singkilnews.id
S.KABEAKAN.
Singkilnews.id-Sebelumnya penulis minta maaf bila tulisan
ini tidak menggambarkan layaknya karya jurnalis yang runut dan teratur sesuai
kaidah dan norma dalam penulisan Berita, tapi tulisan ini merupakan ungkapan
masyarakat awam yang sehari hari
bergelut dengan Rasam basi manusia dan
itulah penulis rangkum dalam catatan yang singkat ini,
Diawal catatan ini penulis akan mengutip ungkapan Alm.
Makmur Syahputra Bupati pertama di Kabupaten ini, Ia Mengatakan, Sesungguhnya
Masyarakat Aceh singkil adalah masyarakat yang memiliki rasa toleransi yang
tinggi, di jelaskan toleransi yang di maksud bukan hanya toleransi beragama
tapi meliputi semua aspek kehidupan dalam berinteraksi atau bergaul sehari hari
dan ia menjelaskan bahwa hal itu terjadi di pengaruhi banyak faktor yaitu
pertama Umumnya Warga Masyarakat singkil adalah Pendatang, seperti Suku Pak pak
datang dari Kabupaten dairi dan Pak pak bharat juga dari Kabupaten Humbang
hasudutan, demikian juga Suku Jawa datang dari Pulau jawa, plus Suku batak
tapanuli dan suku Minang, dan jika di telusuri Etnis inilah yang dominan berdomisili di aceh singkil. Dan untuk merawat rasa toleransi itu
diperlukan Pemimpin Ber adat dan berbudaya. dan untuk memajukan Aceh singkil di
butuhkan pemimpin yang mengerti budaya dan adat istiadat tegasnya..
Dari petuah Almarhum Makmur Syahputra yang merupakan tokoh pembentukan
Kabupaten Aceh singkil telah
meninggalkan pondasi rasa toleransi kepada Masyarakat Aceh singkil dalam hidup
dan kehidupan di tengah beragam suku dan berbeda agama di Kabupaten ini.
Kemudian di masa kepemimpinan Bupati Syapriadi( Oyon)
kecemasan Makmur syahputra terjadi, dimana konflik sara berejolak dan meninggalkan catatan kelam untuk Kabupaten
ini, bukan saja di level nasional,tapi di sorot hingga internasional. Dan
penulis kembali teringat petuah Alm.Makmur syahputra. Untuk meredam Konflik
Sara di Aceh Singkil Pemimpin harus Beradat dan Berbudaya..
Dan selanjutnya seperti ungkapan Pengamat ( pengertian
pengamat di tulisan ini adalah. Yang punya Mata dan telinga juga rasa) dan Kata
mereka, Di Separoh
Kepemimpinan Bupati Aceh singkil saat ini ter lihat dan
dirasakan biasa biasa saja, belum ada terobosan yang signifikan terkait
Perubahan yang di sampaikan di saat
Pilkada lalu, Dan syukur belum ada kejadian yang tercela merusak nama
baik pemerintahan ini seperti konflik sara, walaupun dalam penyelesaian
kejadian konflik yang lalu belum tuntas ,atau Untung belum ada Pejabatnya tertangkap tangan oleh KPK akibat
ketahuan menerima fee proyek atau gara gara Pejabatnya di OTT menerima imbalan
terkait posisi Jabatan, dan sampai hari ini hal itu belum ada, dan yang ada
adalah kefrustasian Masyarakat melihat lambannya gerak pejabat dalam mengaktualisasikan janji Dulsaza tentang
perubahan.
Seperti kata para Mahasiswa bahwa Pemerintahan Dulsaza
lamban, Adem dan jalan di tempat dan Untung ada Mahasiswa mengatakan
Kepemimpinan Dulsaza, sangat merakyat dan enak berjumpa dan tidak terlalu
protokoler. Dimanapun ketemu tidak sombong, cara bepakaiannya biasa biasa saja
sangat sederhana, pakainnya tidak bermerek dan Rumah pribadinya sangat
sederhana bahkan lebih bagus rumah kepala desa di kampungnya walau kepala Desa itu di khabarkan sudah dua
kali di panggil Pihak penegak Hukum .
Kemudian ada lagi Mahasiswa
yang katanya Jurusan Komunikasi
menimpali pernyataan sang mahasiswa
terdahulu ia mengatakan untuk Menilai Seorang pemimpin tidaklah mudah dan tidak
juga susah, dikatakan tidak mudah bila di nilai dari Ucapannya, karna seperti
kata pepatah Lidah tak bertulang. kemudian di katakan mudah bila yang di nilai
itu adalah cara berpakaian dan cara pola hidup seseorang sehari hari, dan hal
itu tidak bisa di stel dan ditukangi jadi yaa itulah adanya, seperti pepatah
batak di arabkan Assomalu la taroba, dan terjemahkan sendiri cetus Mahasiswa
itu.
Kemudian seorang pengamat ikut juga mengomentari di separuh
perjalanan kepemimpinan Dul saza, yang katanya tidak usah di sebutkan
identitasnya, bukan karena i(***)