DI DUGA KEJAR FEE PROYEK, DINAS PENDIDIKAN ACEH BANGUN GEDUNG SEKOLAH DI DESA TAK BERPENDUDUK
https://www.singkilnews.id/2019/03/di-duga-kejar-fee-proyek-dinas.html
Singkilnews.id, subuluissalam-Paska selesainya enam Unit
Sekolah Baru ( USB ) dikerjakan oleh para rekanan atau kontraktor dari program
dinas pendidikan aceh tahun 2018 yang menelan anggaran lebih dari setengah
milya rupiah.
masing - masing unit
terletak di desa/kampong Harapan Baru Km-6, Lae Mate, Tualang, Tanoh Tumbuh,
Geruguh, dan Kuala Keupeng yang semuanya berada di kecamatan rundeng kota
subulussalam provinsi aceh. Salah satu bangunan USB SD di Kampong Tanoh Tumbuh
sudah terlihat retak retak padahal belum dipakai untuk tempat kegiatan belajar
mengajar sesuai fungsinya. Kepala kampong Tanoh Tumbuh saat ditanyai awak media
ini di kantor camat rundeng menyatakan tidak tahu menahu tentang bangunan USB
SD dikampong nya tersebut dan urusan dinas pendidikan aceh tegasnya.
Sementara Jempol, S.Pd.I selaku camat rundeng baru
mengetahui saat dikonfirmasi oleh media ini diruang kerjanya ternyata ada
kegiatan pembangunan USB SD di enam desa/kampong di wilayah kerjanya ditahun
2018.
Sebagai camat yang
baru menjabat beberapa bulan kebelakang, pihaknya akan melakukan koordinasi
kedinas pendidikan Kota Subulussalam tentang tindaklanjut pemanfaatan gedung
sekolah tersebut, mengingat dari enam USB yang di bangun di enam desa/kampong,
hanya tiga desa yang ada penduduknya, yakni desa/kampong Harapan Baru Km-6,
Tualang, dan Geruguh. Sedangkan tiga lainnya tidak berpenduduk. Disisi lain,
mengenai isu adanya program pemindahan masyarakat dari pengungsian ke desa
asal, camat mengakui sepengetahuannya tidak ada program tersebut dari
pemerintah kota subulussalam melalui dinas terkait tahun 2018 dan 2019.
Bahkan Camat Rundeng
mencetuskan kata - kata " kok bisa dinas pendidikan aceh dirikan gedung
sekolah di desa/kampong yang tidak ada masyarakat di dalamnya, apa
gunanya". Ironisnya, program pembangunan USB SD dinas pendidikan Aceh ini
seakan tidak melalui perencanaan yang matang. Seperti Pembangunan USB SD di
desa/kampong Harapa Baru Km-6, wilayah sepanjang 3/4 Km yang terdapat empat
desa/kampong didalamnya yakni Kampong Km-5, Harapan Baru, Kampong Badar Km-8
dan Kuala Keupeng yang merupakan desa/kampong pengungsian, terdapat Sekolah
Dasar, sehingga jumlah sekolah tidak seimbang dengan minimnya jumlah calon
siswa di empat desa/kampong tersebut. Disisi lain, dinas pendidikan aceh telah
membangun USB SD dikampong asal/lama Kuala Keupeng, yang tentunya tujuanya agar
gedung tersebut digunakan untuk anak warga kampong kuala keupeng bersekolah
dengan dipindahkannya warga kekampong asal.
dengan demikian gedung SD pengungsian Kuala Keupeng yang
bagus, lengkap, dan sudah berpagar permanen tersebut akan ditinggalkan dan
kosong. Lalu mengapa dinas pendidikan aceh harus mendirikan USB di untuk SD
Harapan Baru. Padahal letak SD pengungsian Kuala Keupeng dengan SD Harapan Baru
hanya berjarak ratusan meter dan masih dalam desa/kampong yang sama dan tidak
memanfaatkan gedung SD pengungsian Kuala Keupeng yang akan kosong tersebut
sehingga tidak terjadi pemubaziran anggaran dan terkesan menghamburkan anggaran
negara.
Padahal masih banyak sekolah sekolah lain di kota
subulussalam membutuhkan gedung belajar. Melihat keadaan jalan di tuga
desa/kampong yang belum berpenduduk dan pernyataan Camat Rundeng Jempol, S.Pd.I
tersebut, besar kemungkinan di tahun ajaran 2019 - 2020 tiga USB SD di tiga
desa/kampong yang menelan anggaran milyaran tersebut terancam tidak berfungsi
dan dan hancur dengan sendirinya di telan waktu dan alam.
(Sabirin Siahaan/Red)