DI DUGA KEJAR FEE PROYEK, DINAS PENDIDIKAN ACEH BANGUN GEDUNG SEKOLAH DI DESA TAK BERPENDUDUK


 
foto: jempol, S.PdI, camat rundeng kota subulusslam 
Singkilnews.id, subuluissalam-Paska selesainya enam Unit Sekolah Baru ( USB ) dikerjakan oleh para rekanan atau kontraktor dari program dinas pendidikan aceh tahun 2018 yang menelan anggaran lebih dari setengah milya rupiah.

 masing - masing unit terletak di desa/kampong Harapan Baru Km-6, Lae Mate, Tualang, Tanoh Tumbuh, Geruguh, dan Kuala Keupeng yang semuanya berada di kecamatan rundeng kota subulussalam provinsi aceh. Salah satu bangunan USB SD di Kampong Tanoh Tumbuh sudah terlihat retak retak padahal belum dipakai untuk tempat kegiatan belajar mengajar sesuai fungsinya. Kepala kampong Tanoh Tumbuh saat ditanyai awak media ini di kantor camat rundeng menyatakan tidak tahu menahu tentang bangunan USB SD dikampong nya tersebut dan urusan dinas pendidikan aceh tegasnya.

Sementara Jempol, S.Pd.I selaku camat rundeng baru mengetahui saat dikonfirmasi oleh media ini diruang kerjanya ternyata ada kegiatan pembangunan USB SD di enam desa/kampong di wilayah kerjanya ditahun 2018.

 Sebagai camat yang baru menjabat beberapa bulan kebelakang, pihaknya akan melakukan koordinasi kedinas pendidikan Kota Subulussalam tentang tindaklanjut pemanfaatan gedung sekolah tersebut, mengingat dari enam USB yang di bangun di enam desa/kampong, hanya tiga desa yang ada penduduknya, yakni desa/kampong Harapan Baru Km-6, Tualang, dan Geruguh. Sedangkan tiga lainnya tidak berpenduduk. Disisi lain, mengenai isu adanya program pemindahan masyarakat dari pengungsian ke desa asal, camat mengakui sepengetahuannya tidak ada program tersebut dari pemerintah kota subulussalam melalui dinas terkait tahun 2018 dan 2019.

 Bahkan Camat Rundeng mencetuskan kata - kata " kok bisa dinas pendidikan aceh dirikan gedung sekolah di desa/kampong yang tidak ada masyarakat di dalamnya, apa gunanya". Ironisnya, program pembangunan USB SD dinas pendidikan Aceh ini seakan tidak melalui perencanaan yang matang. Seperti Pembangunan USB SD di desa/kampong Harapa Baru Km-6, wilayah sepanjang 3/4 Km yang terdapat empat desa/kampong didalamnya yakni Kampong Km-5, Harapan Baru, Kampong Badar Km-8 dan Kuala Keupeng yang merupakan desa/kampong pengungsian, terdapat Sekolah Dasar, sehingga jumlah sekolah tidak seimbang dengan minimnya jumlah calon siswa di empat desa/kampong tersebut. Disisi lain, dinas pendidikan aceh telah membangun USB SD dikampong asal/lama Kuala Keupeng, yang tentunya tujuanya agar gedung tersebut digunakan untuk anak warga kampong kuala keupeng bersekolah dengan dipindahkannya warga kekampong asal.

dengan demikian gedung SD pengungsian Kuala Keupeng yang bagus, lengkap, dan sudah berpagar permanen tersebut akan ditinggalkan dan kosong. Lalu mengapa dinas pendidikan aceh harus mendirikan USB di untuk SD Harapan Baru. Padahal letak SD pengungsian Kuala Keupeng dengan SD Harapan Baru hanya berjarak ratusan meter dan masih dalam desa/kampong yang sama dan tidak memanfaatkan gedung SD pengungsian Kuala Keupeng yang akan kosong tersebut sehingga tidak terjadi pemubaziran anggaran dan terkesan menghamburkan anggaran negara.

Padahal masih banyak sekolah sekolah lain di kota subulussalam membutuhkan gedung belajar. Melihat keadaan jalan di tuga desa/kampong yang belum berpenduduk dan pernyataan Camat Rundeng Jempol, S.Pd.I tersebut, besar kemungkinan di tahun ajaran 2019 - 2020 tiga USB SD di tiga desa/kampong yang menelan anggaran milyaran tersebut terancam tidak berfungsi dan dan hancur dengan sendirinya di telan waktu dan alam.
(Sabirin Siahaan/Red)



Related

SOSIAL 7514738695795078149

Post a Comment

emo-but-icon

item