Pemerintah Aceh Dinilai PHP, Persoalan di Aceh Singkil dan Subulussalam Tidak Ditindak Lanjuti
https://www.singkilnews.id/2019/02/pemerintah-aceh-dinilai-php-persoalan.html
Ketua Himapas, Zazang Nurdiansyah |
Singkilnews.id,Banda Aceh - Pemerintah Aceh dinilai telah mendedikasikan diri sebagai pemberi harapan palsu (PHP) terhadap sejumlah persoalan di Aceh Singkil dan Subulussalam.Hal ini disampaikan oleh Ketua Himapas, Zazang Nurdiansyah kepada, singkilnews.Minggu (24/02/2019).
Zazang menyebutkan, Pemerintah Aceh melalui kepala bagian
Humas dan Media, Saifullah Abdul Gani
(SAG) pernah berjanji kepada puluhan
mahasiswa di depan kantor Gubernur Aceh pada 17 Oktober 2018 silam bahwa
Pemerintah Aceh akan menindaklanjuti hal ini dan melakukan evaluasi apabila PT
Socfindo terbukti melakukan pencemaran lingkungan.
" Setelah lebih empat bulan lebih terhitung sejak aksi
mahasiswa dan pernyataan SAG tersebut tidak ada tindak lanjut apa-apa. Ini
jelas-jelas namanya PHP," kata Zazang.Sementara itu, ketua HPP Shaf Hasbi
Bancin juga menyebutkan, sikap PHP yang dilakukan tersebut juga dialami oleh
mahasiswa Subulussalam.
"Dulu (21/12/2018), mahasiswa Subulussalam yang
tergabung di dalam Himpunan Mahasiswa dan Pemuda Lae Soraya (Himalaya) melakukan
aksi meminta agar kasus pemalsuan ijazah yang dilakukan Keuchik Jambi Baru
ditindaklanjuti oleh pemerintah Aceh. Kabag Humas dan Media Pemerintah Aceh
juga menyatakan sudah menerima aspirasi mahasiswa dan berjanji akan
menindaklanjuti. Namun nyatanya hingga detik ini kita tak melihat tindak lanjut
yang jelas dari pemerintah Aceh. Ini fakta bahwa PHP yang dilakukan itu
nyata," jelas Hasbi.Mereka juga menilai selama ini Pemerintah Aceh kurang
respon terhadap aspirasi masyarakat Singkil dan Subulussalam.
"Kita sudah lakukan aksi damai, kita sudah sampaikan
persoalan masyarakat. Pemerintah Aceh katanya menerima dan menindak lanjuti,
tapi nyata bulan berganti bulan juga tak terlihat tindak lanjutnya. Sehingga
kami menilai apa yang disampaikan oleh Kabag Humas dan Media Pemerintah Aceh
tak lebih dari omong kosong dan PHP semata," ucap Zazang mengaku kesal.
Berikutnya, Hasbi mengatakan, jika pemerintah Aceh
mengabaikan persoalan Singkil dan Subulussalam maka itu artinya Pemerintah Aceh
tidak menganggap daerah tersebut bagian dari Aceh."Itu baru 2 (dua) contoh
PHP belum lagi jika kita lihat lebih jauh, bisa saja PHP ini sudah lazim
dilakukan untuk meredam mahasiswa atau masyarakat belaka," tambah Hasbi.Pihaknya
secara tegas meminta Pemerintah Aceh tak mengabaikan dan memandang sebelah mata
persoalan Subulussalam-Aceh Singkil.
"Kami minta Pemerintah Aceh segera menindak lanjuti
aspirasi masyarakat Aceh Singkil dan Subulussalam dalam tempo yang
sesingkat-singkat. Jika pemerintah Aceh tidak sanggup memperhatikan
Subulussalam-Singkil, maka lepaskan saja ke Sumut, mungkin disana ada keadilan
itu," imbuh Zazang dibenarkan oleh Hasbi.(red)