Asal-Usul aceh singkil SEJARAH ACEH SINGKIL
https://www.singkilnews.id/2019/01/asal-usul-aceh-singkil-sejarah-aceh.html
Singkilnews.id-Pada permulaan abad ke 16 Kerajaan Aceh berada
pada masa puncak kejayaannya,dibawah pimpinan Sultan Iskandar Muda ( 1607 –
1638 ). Daerah kekuasaannyameliputi pantai barat pulau Sumatera dari Bengkulu
hingga ke pantai timur pulauSumatera yang meliputi Riau. Pada masa itu terdapat
pula Kerajaan-kerajaan kecil
di wilayah Aceh itu sendiri, salah satunya terdapat di
wilayah Aceh Singkil.Dari peninggalan-peninggalan sejarah yang ada serta cerita
rakyat yangberkembang menunjukkan bukti adanya kerajaan-kerajaan di wilayah
Singkil itusendiri. Beberapa peninggalan-peninggalan bersejarah tersebut dapat
dilihat dari
ditemukannya situs-situs bangunan serta alat-alat
perlengkapan hidup sepertisenjata, peralatan makan, perhiasan, perlengkapan
pertanian, adat istiadat. Hal inimenunjukkan adanya struktur masyarakat berlapis
yang ditunjukkan denganterdapanya nama (gelar) Raja, pembantu-pembantu raja dan
rakyat biasa. Sewaktukerajaan Aceh dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda,
didudukkanlah Syeikh Abdul
Rauf as Singkili yang berasal dari wilayah Singkil sebagai
tempat orang merujukhukum agama atau hukum Syara.Lahir di Singkil dari keluarga
yang ada hubungannya dengan Hamzah Fansuriseorang tokoh kepenyairan di
Indonesia. Pada masa itu masyarakat Aceh Singkilsudah memiliki peradaban yang
tinggi serta mempunyai pemerintahan, hal inidikuatkan dengan adanya Kerajaan
Batu-batu, Penanggalan, Binanga danlain-lainnya. Dalam perjalanan waktu Aceh
Singkil telah melewati masa-masa
peralihan kekuasaan diantaranya adalah : – Masa Pemerintahan
Kolonial Belanda –Masa Pemerintahan Penjajahan Jepang – Masa Kemerdekaan
Republik IndonesiaMasa Pemerintahan Kolonial Belanda, Pada masa pemerintahan
kolonialBelanda , wilayah Singkil merupakan Onderrafdeeling (Kewedanan) yang dikepalaioleh
Controleur , dimana Onderrafdeeling ini membawahi empat Landschap(Kecamatan)
yaitu Singkil, Pulau Banyak, Simpang Kiri dan Simpang Kanan yang
masing-masing kecamatan tersebut dikepalai oleh seorang
“Zelfbestuurder ”(Camat) yang juga membawahi empat kemukiman yang dikepalai
oleh seorangMukim. Dan Mukim juga membawahi beberapa Kepala Kampong di
kemukimannya.Onderrafdeeling (Kewedanan) pada masa indonesia merdeka diganti
namanyamenjadi Pembantu Bupati Wilayah Singkil.Adapun peninggalan-peninggalan
dari masa penjajahan kolonial Belanda ini berupa
kantor pemerintahan,kantor pelabuhan, kantor pos, rumah
controleur , sekolah (volgschool dan vervolgschool ), Mesjid serta rumah-rumah
yang pernah dibangunoleh pemerintah kolonial Belanda pada akhir abad ke 19.
Wilayah Singkil padamasa itu masih berupa hutan belantara, dimana sebahagian
besar matapencaharian penduduk masih sangat tergantung dari potensi yang ada
pada alam,terutama dibidang hasil kehutanan seperti kayu, kapur barus, kemenyan,
dibidang
pertanian, perikanan, serta pelayaran. Selain itu didaerah
pesisir pantai Singkilbanyak dihuni oleh pembuat garam dapur dari air laut.
Wilayah Singkil merupakansalah satu daerah yang diperbolehkan oleh pemerintah
kolonial Belanda untukmembuat garam, dimana garam yang dihasilkan kemudian
diperdagangkan denganpedagang-pedagang yang datang ke Singkil terutama sekali
dari Alas, Blangkejerenyang diangkut melalui jalur sungai di Singkil.
Pemerintah penjajahan kolonialBelanda pada saat itu juga telah membuka perkebunan
kelapa sawit dan karet didaerah Lae Butar Rimo.Pada masa itu banyak didatangkan
pekerja (buruh) dari daerah pulau Jawa yangdipekerjakan diperkebunan milik
Belanda dengan cara sistem kontrak yang lebihdikenal dengan “Kuli Kontrak”.
Seiring dengan dibukanya perkebunan milik
pemerintah kolonial Belanda ini maka semakin terbukalah
wilayah Singkil bagimasuknya penduduk lain diluar wilayah Singkil.Masa
Pemerintahan Penjajahan Jepang , militer Jepang masuk kewilayahOnderafdeeling
Singkil untuk pertama kali melalui perairan laut Singkil. Merekamendarat
melalui tepian tepat didepan kantor Controleur . Pendaratan militerJepang ke
Singkil ini dipimpin oleh Letnan Satu Nakamura, yang kemudianmengambil alih
kekuasaan di Singkil dari Pemerintah kolonial Belanda yang padasaat itu telah
mengungsi ke daerah perkebunan Lae Butar di Rimo.Selama dalam kekuasaan militer
Jepang, mereka tidak merubah status wilayah
Singkil sebagai Onderafdeeling (Kewedanan) hanya istilahnya
saja yang digantisesuai dengan bahasa Jepang seperti Onderafdeeling diganti
dengan Gun danLandschap diganti dengan Son . Pada masa kekuasaan Jepang
diwilayah Singkil,roda pemerintahan tidak berjalan dengan lancar.
Penyesuaiannya dalam waktuyang relatif singkat dalam ukuran tahun yakni 3,5
tahun tetapi telah banyak
mengakibatkan penderitaan dan kesengsaraan bagi masyarakat
Singkil. KetikaJepang kalah perang dengan pasukan Sekutu, maka sekutu
memerintahkan kepadamiliter Jepang untuk mengawasi keamanan setempat sebelum wilayah
itu diambilalih oleh pihak sekutu.Akan tetapi Indonesia telah terlebih dahulu
memproklamirkan kemerdekaannya dantelah menjadi negara merdeka sehingga rakyat
menginginkan kekuasaan dan
senjata Jepang diserahkan kepada rakyat Indonesia. Pihak
Jepang bersikeras tidakingin menyerahkan kekuasaan dan senjata kepada
masyarakat, sehinggamenimbulkan perlawanan yang dimotori oleh Barisan Pemuda
Indonesia yangdibantu oleh tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh-tokoh agama yang
adadiwilayahSingkil.Masa Kemerdekaan Republik Indonesia , Proklamasi
kemerdekaan Indonesiatanggal 17 Agustus 1945 yang dipelopori oleh Ir Sukarno
dan Drs Mohammad Hatta
di Jakarta gaungnya telah sampai berkumandang di wilayah
Singkil yang pada saatitu masih merupakan daerah tak bertuan (de jure ). Tetapi
secara de factopemerintahan di wilayah Singkil ada yang melaksanakan yaitu pegawai-pegawaipenjajahan
Jepang yang kemudian beralih menjadi pegawai Republik Indonesia.Rakyat mengakui
dan sangat mendukung dan kemudian ditetapkan olehPemerintahan di Aceh pada
waktu itu dengan dibantu oleh Organisasi Massa danKomite Nasional Indonesia
Wilayah Singkil.Pembacaan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di wilayah
Singkil dilakukandi Simpang Tiga Singkil dengan upacara yang sederhana oleh
Mufti A.S sebagai
“Wedana Darurat “pada saat itu didasarkan karena rasa
tanggung jawab sebagaibagian dari bangsa Indonesia. Kemudian Pemerintahan di
Kutaradja mengakuinya,hal ini ditandai dengan diundangnya Mufti A.S pada rapat
pleno Komite NasionalIndonesia Daerah Aceh yang diadakan di Kutaradja (Banda
Aceh sekarang). RapatPleno Komite Nasional Indonesia Daerah Aceh, memutuskan
bahwa Komite NasionalIndonesia Daerah Aceh dibubarkan dan kemudian diganti
dengan DPR (DewanPerwakilan Rakyat) Aceh. Pada tahun 1957 partai-partai
politik, alim ulama,cendekiawan, dan organisasi massa yang berada di Aceh
Singkil mengadakanpertemuan di Singkil yang memutuskan pembentukan PANITIA AKSI
PENUNTUTKABUPATEN OTONOMI SINGKIL (PAPKOS).Panitia ini kemudian mengirimkan
delegasinya ke Tapaktuan yang merupakanKabupaten Induk dari wilayah kewedanan
Singkil, untuk membicarakan tuntutannurani masyarakat wilayah/kewedanan Singkil
kepada Bupati Aceh Selatan untukselanjutnya diteruskan ke Gubernur Aceh. Tapi
tuntutan masyarakat belum berhasil
untuk memperjuangkan berdirinya Kabupaten Aceh Singkil.
Usaha masyarakat AcehSingkil untuk memperjuangkan terbentuknya kabupaten Aceh
Singkil tidak berhentisampai disitu,, tetapi terus diperjuangkan tahun demi
tahun sampai kemudiandibangun Kantor Penghubung Bupati Aceh Selatan di Singkil
untuk mengakomodirkeinginan masyarakat wilayah Singkil.Usaha masyarakat untuk
memperjuangkan Kabupaten Aceh Singkil akhirnyamenjadi kenyataan dengan
dikeluarkannya Undang-Undang Otonomi Daerah oleh
pemerintah Pusat. Akhirnya pembentukan Kabupaten Aceh
Singkil terwujud denganadanya Undang-Undang No. 22 tahun 1999 dengan Peraturan
Pemerintah No. 129tahun 2000 sebagai peraturan pelaksana Undang-Undang
tersebut. Dengan dasarUndang-Undang No. 22 Tahun 1999 kemudian Dewan Perwakilan
Rakyat RepublikIndonesia menghasilkan Undang-Undang Nomor 14 tahun 1999,
tanggal 20 April1999 memutuskan dan menetapkan wilayah Pembantu Penghubung Bupati
diSingkil menjadi Kabupaten dengan nama Kabupaten Aceh Singkil dengan PejabatBupati
pertamanya Makmursyah Putra, SH.
Kabupaten Aceh Singkil adalah sebuah kabupaten yang berada
di ujung barat dayaProvinsi Nanggroe Aceh Darussalam ( NAD), Indonesia. Aceh
Singkil merupakanpemekaran dari Kabupaten Aceh Selatan dan sebagian wilayahnya
berada dikawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Kabupaten ini juga terdiri dari
duawilayah yaitu daratan dan kepulauan. Kepualauan yang menjadi bagian dariKabupaten
Aceh Singkil adalah Kepulauan Banyak. Ibukota Aceh Singkil terletak diSingkil.
Singkil terletak di jalur barat sumatera yang menghubungkan
Banda Aceh, Medandan Sibolga, namun demikian jalurnya lebih bergunung-gunung
dan perlu dilakukanbanyak perbaikan akses jalan agar keterisolasian wilayah
dapat teratasi. SebelumKabupaten Aceh Singkil terbentuk, wilayah Singkil dahulu
merupakan daerah yangsangat terpencil dikarenakan kondisi alamnya yang masih
berupa rawa-rawa danhutan belantara yang sangat sulit untuk didatangi karena
keterbatasan jalur
transportasinya.Jalur transportasi yang dahulu ada hanya
melalui jalur laut, itupun harus ditempuhberhari-hari lamanya dari kota Sibolga
(Sumatera Utara) untuk dapat mencapai kotaSingkil. Sedangkan dari daerah
pedalaman untuk sampai ke kota Singkil harusmelalui jalur sungai yang juga
memakan waktu yang lama pula. Keadaan ini
berubah seiring dengan terbentuknya Kabupaten Aceh Singkil
yang ditetapkantanggal 20 april 1999 (Undang-Undang No. 14 tahun 1999), dan
pelantikanMakmursyah Putra, SH sebagai Pejabat Bupati Kabupaten Aceh Singkil,
tanggal 27April 1999 oleh Menteri Dalam Negeri Atas Nama Presiden Republik
Indonesia, diJakarta.Peresmian Kabupaten Aceh Singkil tanggal 14 Mei 1999 oleh
Gubernur Propinsi
Daerah Istimewa Aceh di Lapangan Sultan Daulat Singkil. Maka
sejak saat itulambat laun wilayah Aceh Singkil menjadi semakin berkembang
seiring denganterbentuknya Kabupaten aceh Singkil. Tahap-demi tahap pembangunan
di wilayahSingkil mulai berjalan dengan dibangunnya sarana transportasi jalan,
perkantorandan pelabuhan. Berbagai sarana dan prasarana mulai dibangun dan
dibenahi, initerlihat dengan dibangunnya jalan Singkil-Rimo-Subulussalam
sehinggamemudahkan masyarakat untuk berhubungan ke kota Singkil sebagai Ibukota
Kabupaten.Setelah jalan Singkil-Rimo –Subulussalam dibuka,
maka tanah menjadi andalanuntuk mendatangkan uang. Daerah yang semulanya hutan
belantara kini berubahmenjadi daerah yang produktif dan berkembang, yang semula
merupakan daerahbuangan setelah dibuka menjadi daerah bilangan. Tata ruang
masih merupakankendala yang sangat berat dihadapi oleh Kabupaten Singkil yang
baru saja berdiriakan tetapi hal ini tidak menjadi halangan berarti bagi
Pemerintah Kabupaten aceh
Singkil untuk mensejajarkan dirinya dengan Kabupaten-kabupaten
lain di PropinsiAceh. Berbagai fasilitas Pendidikan dan Kesehatan mulai banyak
dibangun, begitujuga dengan fasilitas umum lainnya seperti jembatan dan jalan
yang merupakan
sarana vital bagi masyarakat umum. Beberapa sektor juga
mulai dibenahi sepertisektor Pariwisata dengan mengandalkan Pulau Banyak
sebagai tujuan utama wisatadi Aceh Singkil.Di sektor perkebunan juga mulai berkembang
pesat, dengan banyaknyapembukaan lahan-lahan Perkebunan Kelapa Sawit oleh
Perusahaan-Perusahaan
Swasta untuk menanamkan investasinya di wilayah Aceh
Singkil. Bukan hanyalahan perkebunan yang dibuka, tetapi Pabrik-Pabrik
pengolahan minyak kelapaSawit juga mulai dibangun oleh Perusahaan-Perusahaan
Swasta tersebut,diantaranya adalah PT Socfindo (telah lama berdiri), PT. Uber
Traco, PT Astra, PTAsdal, PT Delima Makmur dan lain-lain. Sektor Perikanan juga
semakin digalakkandengan memperbanyak kapal-kapal penangkap ikan bagi nelayan
dimanamerupakan mata pencaharian penduduk disepanjang pesisir wilayah pantai
Singkil.Kesemua sektor yang berhasil dibangun ini akhirnya semakin mempercepat
gerakroda pembangunan di Kabupaten Aceh Singkil yang baru saja terbentuk.
Diposkan oleh Queen Gaming di 8:38 AM
Reaksi: